
PRINTDAY DAN KOMUNITAS PRINTING INDONESIA
Oleh : Kikie Nurcholik - Sekjen Komunitas Printing Indonesia (KOPI)
Hari Cetak Sedunia..!! Ternyata ada ya....!
International Print day baru saja dirayakan, tanggal 19 Oktober 2016, merupakan tanggal yang penting di dunia cetak, karena hari itu merupakan perayaan Hari Cetak sedunia, mungkin bagi kita pegiat dan pelaku grafika, International Print Day (di translasi dalam bahasa Indonesia menjadi Hari Cetak Sedunia) tidaklah asing.
Dengan harapan pasti tahun ini PRINTDAY Menyatakan “Kecintaan PadaDunia Cetak” dan dalam perayaan acara sedunia ini, para pegiat grafika berpartisipasi selama 24 Jam berbagi Pengetahuan Terbuka Secara Global Melalui Sosial Media Tweeter.
|

Catatan Kaki : Berkata Benar Itu Lebih Baik ....
Oleh : Sekjen Komunitas Printing Indonesia (KOPI) Bapak Kikie Nurcholik
Mampu mengetahui seseorang sedang berbohong kepada kita, akan sangat membantu kehidupan kita menjadi lebih baik. Coba kita bayangkan …
Apakah perasaan kitanyaman jika kitamengetahui bahwa seseorang sedang menceritakan sebuah kebohongan kepada kita?Saya yakin kita semua pernah mendengarseseorang bercerita dengan kata-kata yang masuk akal dan nyata, tetapi ada ‘sesuatu’ dari diri orang tersebut yang member sinyal kepada kita bahwa orang tersebut tidak menceritakan sebuah kebenaran.
Pikiran kita mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk membaca dengan cepat semua yang kita lihat serta memaknai tanda-tanda/sinyal-sinyaltersebut. Semakin sering kita melatih pikiran untuk menganalisa sesuatu, maka semakin cepat dan akurat kemampuan otak kita menjabarkannya.
|
Written by Administrator
|

CATATAN KAKI - IMLEK 2016
Oleh : Kikie Nurcholik – Sekjen KOPI
“Gong Xi Fa Chai” adalah kalimat yang sering kita dengar saat Tahun baru Imlek tiba, ucapan yang saling dilontarkan dan dipahami sebagai doa bagi sesama.Suasana Imlek diwarnai dengan wangi hio yang memenuhi penciuman, nyala api dengan latar merah di sana-sini, seekor ayam rebus utuh dalam sebuah piring, dan suara biduan bermata sipit terlantun mengiringi keriangan perayaan Imlek.
Imlek tak hanya soal warna merah meriah dan harapan hidup manis yang dituangkan dalam kegembiraan. Saat ini Imlek bukan hanya tradisi orang-orangketurunan Tiong Hoa,namun telahmenjadi salah satu bagian tradisi di Indonesia dan diakui sebagai hari besar keagamaan nasional.
Pada perayaan Imlekselalu ada dua batang tebu yang berdiri di sudut ruang tamu yang ditempeli sepotong kecil kertas minyak berwarna merah. Merah melambangkan keberuntungan, sedang tebu bersinonim dengan manis. Beberapa hari sebelumnya, masyarakat keturunan Tionghoa membersihkan papan-papan sembahyang leluhur hingga mengkilapdan gelas-gelas teh tawar telah terisi baru. Beragam makanan disiapkan, seperti : ayam kampung, ikan bandeng segar, sayuran, buah-buahan, kue-kue sertapermen.
|
Written by Administrator
|
Tuesday, 15 March 2016 05:11 |

IMLEK 2016
Oleh : Kikie Nurcholik – Sekjen KOPI
“Gong Xi Fa Chai” adalah kalimat yang sering kita dengar saat Tahun baru Imlek tiba, ucapan yang saling dilontarkan dan dipahami sebagai doa bagi sesama.Suasana Imlek diwarnai dengan wangi hio yang memenuhi penciuman, nyala api dengan latar merah di sana-sini, seekor ayam rebus utuh dalam sebuah piring, dan suara biduan bermata sipit terlantun mengiringi keriangan perayaan Imlek.
Imlek tak hanya soal warna merah meriah dan harapan hidup manis yang dituangkan dalam kegembiraan. Saat ini Imlek bukan hanya tradisi orang-orangketurunan Tiong Hoa,namun telahmenjadi salah satu bagian tradisi di Indonesia dan diakui sebagai hari besar keagamaan nasional.
|
Last Updated on Wednesday, 16 March 2016 10:40 |

Kikie Nurcholik (sekjen Komunitas Printing Indonesia)
Tanpa sadar seringkali kita melakukan hal-hal yang tak terlalu berdampakpositif bagi kita ataupun lingkungan kita, dan menjalaninya dengan keseriusan yang tinggi. Di sisi lain banyak hal yang dapat kita lakukan dan berdampak positif, tetapi tidak kita jalankan sama sekali.
Fondasi dari setiap usaha adalah pengaturan waktu dalam melakukan berbagaikegiatan. Hal ini sangat penting mengingat banyakpekerjaan yang harus kita lakukan, sementara waktu yang kita miliki sangat terbatas
Sebenarnya setiap kita memiliki waktu yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Orang sukses selalu memiliki waktu senggang, sedangkan orang biasa-biasa saja selalu mengatakan berikan waktu 34 jam sehari... karena selalu kekurangan waktu untuk menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan.
|

Kikie Nurcholik – Sekjen Komunitas Printing Indonesia (KOPI)
Print Media Indonesia, Seminar, simposium dan talkshow yang bertajuk tentang Masyrakat Ekonomi Asia (AEC) yang membahas arus pasar bebas Asean yang akan diberlakukan pemerintah secara resmi pada tahun 2015, seakan menjadi pembicaraan esensial oleh banyak kalangan, arus bebas Barang, bebas Jasa, bebas Modal, bebas Investasi, dan bebas Tenaga Kerja Ahli seperti menjadi polemik apakah ini merupakan ‘Ancaman’ ataukah sebagai ‘Peluang’...?
|
|
|
|
<< Start < Prev 1 2 3 4 5 6 7 Next > End >>
|
Page 3 of 7 |