
Perkembangan teknik cetak mencetak belakangan ini disemarakkan dengan hadirnya digital printing yang pada dasarnya memanfaatkan gelombang cahaya (seperti sinar laser, sinar ultra violet dan sinar infra merah) atau teknologi lain untuk proses pengalihan gambar atau pembentukan imagenya.
Apabila membahas tentang teknik cetak mencetak, maka didalam buku “Hand book of Print Media” halaman 42, dijelaskan bahwa teknik produksi cetak terbagi dalam dua golongan besar, yaitu: (1) teknik cetak dengan acuan yang permanen (conventional printing/with master) seperti letterpress, rotogravure, lithography/ offset dan screen printing; dan (2) teknik cetak dengan acuan tidak permanen (non-impact printing/masterless) seperti electrophotography, magnetography, ionography, ink-jet, thermography, photography, X-graphy dan electrography.
|

Saat ini penggunaan perangkat cetak cenderung berkurang. Hal ini dikarenakan semakin terbiasanya sebagian pengguna komputer membaca dan mendistribusikan dokumen dalam bentuk digital seperti PDF. Meskipun demikian bukan berarti perangkat cetak tidak dibutuhkan lagi, karena masih banyak kalangan masyarakat yang belum memanfaatkan teknologi digital. Oleh karena itu, peralatan cetak dalam bentuk fisik masih sangat dibutuhkan.
|

Bagi pebisnis dan professional yang sedang membangun bisnis percetakan, keputusan membeli mesin cetak offset adalah sangat penting dan kritis. Mesin cetak menjadi mesin utama dalam rantai produksi. Apabila spesifikasi mesin dan pangsa pasar yang dibidik tidak sesuai satu sama lain, akan menyebabkan produktifitas dan efisiensi yang buruk dan rendah. Bagi pemilik bisnis percetakan hal ini merupakan kerugian. Profesional pun perlu melengkapi pengetahuan dasar untuk membantu perusahaan dan pemilik usaha dalam menentukan mesin cetak yang sesuai, paling tidak mereka dapat berkomunikasi secara lancar dan terarah dengan supplier mesin cetak offset yang berusaha menawarkan produknya.
|
Wednesday, 11 December 2013 00:00 |
Sekitar 90% kertas industri digunakan sebagai kemasan, baik kemasan primer maupun kemasan sekunder. Selain industri makanan dan minuman, kemasan kertas juga banyak digunakan di bidang industri farmasi dan perawatan tubuh, seperti: kemasan sabun, pasta gigi, pengharum tubuh dan lain lain.
Banyak kasus ditemukan, kualitas produk tidak sesuai dengan yang ditawarkan akibat kemasan sekunder tidak berfungsi dengan baik atau kualitas kemasan primer tidak memenuhi standar. Hal ini tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga memberikan citra buruk pada produk yang dikemasnya. Jadi, kualitas kemasan merupakan salah satu faktor yang menentukan daya jual suatu produk.
|
Saturday, 07 December 2013 10:15 |

Dalam proses produksi cetak, kertas sebagai bahan cetak merupakan komponen produksi cetak yang terbesar/terbanyak didalam segi biaya produksi dibanding dengan komponen produksi yang lain, seperti tinta cetak, pelat cetak, bahan penolong dan bahan lain-lainnya.
Untuk itu pada kesempatan penerbitan majalah kali ini penulis bertujuan memberikan gambaran tentang perannya didalam proses produksi dan liku-likunya kepada para operator cetak pada khususnya maupun pengusaha dan pemerhati bidang cetak mencetak.
|
Monday, 05 August 2013 00:00 |

2. KESERAGAMAN/KESTABILAN LAPISAN TINTA
Keseragaman dan kestabilan lapisan tinta adalah suatu nilai ketebalan atau kehitaman lapisan tinta yang dicapai oleh perpaduan antara jenis kertas dengan jenis tinta cetak dan dengan warna tertentu. Setiap pabrik tinta cetak memproduksi jenis tinta yang disesuaikan dengan jenis kertas, karakter kertas bahkan bahan baku kertas. Karena itu perpaduan jenis kertas dan jenis tinta yang tepat akan dapat diperoleh nilai tebal tinta yang ideal. Lapisan tinta yang ideal/normal adalah suatu lapisan tinta maksimal yang dapat dicapai pada kertas, bahwa dengan nilai tebal lapisan tinta tersebut, detail titik raster tidak berubah membesar atau mengecil dan tidak berubah bentuk (tidak terjadi dot-gain).
|
|
|
|
<< Start < Prev 1 2 3 4 5 6 7 8 Next > End >>
|
Page 6 of 8 |