Visitor

 

Sosial Media

 

Home Cetak Mencetak Digital Printing untuk Cetak Foto
15
Aug
2022
Digital Printing untuk Cetak Foto

Oleh: Yulius Widi Nugroho, S.Sn, M.Si.

Teknologi mencetak foto di jaman dahulu merupakan proses yang mahal, karena metode pencetakan tradisional jaman dahulu dilakukan di kamar gelap. Teknik cetak yang digunakan untuk kamera film menggunakan alat khusus yang disebut enlarger, dan larutan kimia pengembang dan fixer untuk bisa memunculkan image pada kertas cetak khusus, yang ribet dan biayanya mahal waktu itu. Kemudian berkembang menjadi mesin cetak foto berwarna yang masih berbasis chemical yang sangat khas dengan ukuran cetakan fotonya menggunakan satuan R (dari 3R hingga 12 R).

Setelah hadirnya teknologi digital pada fotografi dan ...

terlebih lagi teknologi digital printing segalanya berubah, ada banyak pilihan untuk bisa mencetak foto sesuai dengan keinginan. Namun sebelumnya, pencetakan foto ada istilah-istilah yang perlu dipahami, untuk cara lama/klasik mencetak foto yang menggunakan kertas yang peka secara kimia (kertas foto chemical – klasik) disebut sebagai "Cetak Foto". Sedangkan pencetakan menggunakan printer digital modern, disebut “Print Foto”. Namun kedua istilah itu semakin kabur seiring dengan berkembangnya teknologi digital printing dan semakin sedikitnya teknologi cetak klasik foto, sehingga istilah cetak atau print sudah dianggap sama saja.

Media cetak foto terus berkembang seiring perkembangan teknologi digital printing, dari teknologi laser, ink jet, hingga thermografi terus dikembangkan kualitas cetakannya. Era perkembangan digital yang pesat menjadikan perusahaan advertising/studio foto melakukan pembaharuan dikarenakan teknologi lama dalam mencetak telah usang dan digantikan oleh teknologi digital printing. Teknologi digital printing ini membuat proses pengerjaan jauh lebih cepat, tidak banyak memakan waktu dan tentunya hasilnya pun tidak kalah dengan cara lama. Selain itu, dengan menggunakan percetakan digital, hasil cetak yang bisa dihasilkan lebih beragam, bisa mencetak dengan berbagai pilihan media cetak dan ukuran. Digital printing menjawab kebutuhan pada banyak kalangan yang membutuhkan mencetak foto dengan ukuran besar seperti baliho, billboard, dan lain-lain.

Mengenali Kualitas Printer

Ciri-ciri printer yang mempunyai kualitas cetak tinggi bisa dilihat dari berapa besar DPI dari masing-masing printer tersebut. DPI adalah singkatan dari Dot Per Inch, artinya berapa titik warna yang bisa dihasilkan printer tersebut saat melakukan proses pencetakan. Semakin tinggi nilai DPI sebuah printer akan semakin banyak/padat titik warna yang dicapai. Kemudian nantinya sangat berpengaruh terhadap seberapa tinggi kualitas cetakan khususnya saat mencetak foto/gambar.

Semakin tinggi DPI dari printer tersebut maka akan semakin detil gambar yang akan di hasilkan. Untuk mengetahui seberapa besar DPI Printer biasanya bisa dilihat di spesifikasi printer di buku panduan atau di kemasan saat beli. Tapi jika berbicara mengenai kualitas cetak, DPI bukan satu-satunya alasan baik atau tidaknya kualitas cetak yang akan dihasilkan, karena ada juga printer yang mempunyai tingkat DPI yang tinggi tapi hasilnya sangat jauh dari harapan.

Tentunya untuk mendapatkan itu semua, perlu dukungan dari beberapa komponen yang lainnya, ada lima poin yang mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas print, pertama; lain: Jenis Teknologi Printer yang digunakan (Ink Jet, Laser, atau Digital Offset) karena setiap teknologi mempunyai spesifikasi untuk dipertimbangkan. Kedua; kualitas Tinta Printer menentukan kualitas hasil cetakan. Ketiga; kualitas Kertas yang berbeda sesuai kebutuhan, untuk cetak foto tentunya memakai kertas yang ada lapisan (coating) khusus untuk mesin tertentu. Keempat; pengaturan saat print, yaitu pengetahuan operator cetak tentang mesin yang dioperasikan akan menentukan hasil cetak, dan tentu dipengaruhi juga kondisi teknis printernya. Kelima; kualitas editing foto yang dilakukan oleh fotogafer atau operator editing cetaknya.

Media Cetak Foto

Khusus untuk kertas cetak foto, ada beberapa spesifikasi yang bisa digunakan, yaitu kertas yang baik untuk cetak foto adalah yang mempunyai lapisan yang padat mengkilap (glossy), semakin tinggi kandungan glossy pada kertas tersebut maka semakin detail gambar yang akan dihasilkan. Umumnya Kertas untuk cetak foto tidak terlalu tebal. Pada bagian belakang kertas tidak berpori, sehingga jika terkena air tidak mudah meresap. Tidak harus menggunakan kertas yang mahal, jika menemukan yang lebih murah dan sudah memenuhi ketiga kriteria di atas itu sudah baik digunakan untuk cetak foto.

Sumber Gambar: https://www.supercolor1.com/digital-printing.html

Cetak foto ukuran baliho atau ukuran super lebar dibutuhkan mesin dengan resolusi rendah (sekitar 540-740 DPI) dan memiliki ketahan tinta yang kuat untuk diaplikasikan di luar ruang dengan durasi tahunan. Jenis mesin yang sering digunakan umumnya memiliki lebar 3,2 – 5 m. Bahan yang paling digunakan adalah frontlite/MMT, backlite dan sticker.

Kanvas juga bisa digunakan sebagai media cetak digital, dan tentunya tidak sembarang kanvas bisa dicetak. Mesin cetaknya pun khusus, dengan teknologi tinta pigmen yang tahan lama dan lebih mahal dari teknologi ink-jet. Kanvas yang didesain khusus untuk cetak digital sudah memiliki lapisan yang sesuai dengan jenis tinta pigmen sehingga penyerapannya optimal, dan hasilnya juga memuaskan.

Metode Pencetakan Foto Digital

Pencetakan digital berkembang cepat dan menjadi pemain utama dalam industri percetakan dengan berbagai macam kebutuhan, karena banyak perusahaan cetak besar memproduksi mesin untuk industri percetakan komersial dan pasar rumahan. Sebagian besar teknologinya hampir sama, yang berarti pengusaha cetak dapat membeli teknologi standar industri di tempat skala yang lebih kecil untuk rumah.

Pencetakan digital untuk foto ada sejumlah teknologi yang berbeda, masing-masing sesuai dengan tujuan dan anggaran tertentu. Yang paling umum adalah teknologi Inkjet. Printer inkjet memungkinkan orang mencetak foto berkualitas tinggi dengan media kertas yang bagus di rumah. Teknologinya tergolong sederhana, yaitu print head menyemprot sejumlah kecil tinta berwarna ke permukaan kertas menggunakan seperangkat empat tinta CMYK (dan terkadang lebih) untuk membuat gambar berwarna penuh. Sebagian besar printer digital komersial menggunakan beberapa bentuk teknologi inkjet untuk menghasilkan cetakan, dan keuntungannya adalah lebih terjangkau untuk pencetakan di rumah dan komersial, teknologi cetak-on-demand (POD) yang mudah digunakan, dan kemampuan untuk mencetak ke berbagai media.

Teknologi lainnya adalah Sublimasi, printer pewarna-sublimasi menggunakan elemen pemanas untuk mentransfer pewarna ke permukaan kertas. Pewarna disimpan pada pita plastik di dalam printer yang terdiri dari tiga panel warna (CMY + mantel pelindung), dan saat kertas dilewatkan melalui printer, zat warna memanas dan berubah menjadi gas, yang kemudian membeku di atas kertas saat mendingin. Ketika kertas telah lewat meskipun ketiga panel berwarna, ikatan mantel ke kertas membentuk lapisan pelindung.

Teknologi Dye Sublimation mempunyai kelebihan hasil cetaknya mirip dengan cetakan ruang gelap tradisional, serta ukuran printer ada yang portabel sangat cocok untuk fotografer acara yang ingin memproduksi dan menjual cetakan pada hari acara. Namun, ukuran kertas dibatasi oleh panjang pita pada printer sublimasi pewarna, yang berarti harus mencari model printer yang lebih besar jika Anda menginginkan cetakan besar. Kualitas cetakan berwarna tinggi, namun cetakan hitam-putih kurang terkontrol karena kurangnya panel warna hitam pada kebanyakan printer pewarna-sublimasi.

Teknologi digital printing selain itu ada teknologi Laser dan Digital Offset, namun tidak banyak dijelaskan kali ini karena memang untuk kualitas foto kedua teknologi tersebut seringnya digunakan untuk cetak dokumen dan material promosi, bukan untuk kualitas fotografi.

Mengenal “Color Space” Foto Warna Digital

                Color Space adalah rentang jangkauan warna secara digital, dan dalam penerapannya dilabeli dengan: Adobe RGB Color Space. Sebenarnya ada banyak Color Space yang dikenal, namun hanya beberapa jenis Color Space yang mungkin paling sering digunakan, yaitu ProPhoto RGB, Adobe RGB, dan sRGB. Pada kamera digital biasanya tersedia menu pilihan color space yang diinginkan fotografer, yaitu sRGB dan Adobe RGB, dan untuk kamera hign-end (profesional yang terbaru) ada pilihan ProPhoto RGB.

Adobe RGB atau ProPhoto RGB bisa digunakan apabila fotografer menggunakan format RAW karena menginginkan kualitas citra digital yang maksimal dari kamera. Namun itu harus didukung dengan monitor komputer yang support dengan AdobeRGB atau ProPhotoRGB. Kemudian harus seting color profile di aplikasi post processing juga disesuaikan dengan color space pilihannya. Biasanya color space itu digunakan untuk dicetak ke printer yang mempunyai color space yang luas juga, sehingga kualitas cetak foto akan maksimal. Jika teknologi printer tidak support akan sia-sia saja dan output cetakan mengikuti color space printer yang ada.

Color Space sRGB digunakan apabila sebagian besar karya foto disajikan hanya di web/internet atau cetakan yang standar saja. Bukan berarti pilihan sRGB kualitas tampilan warnanya tidak bagus, faktanya foto-foto yang menggunakan color space sRGB di berbagai website foto seperti di PhotoShelter, Orosso, Foliolink, dan sebagainya sebagian masih menggunakan sRGB, dan karyanya masih bagus untuk disajikan online/cetak.

Pemilihan Color Space sRGB atau Adobe RGB tidak berpengaruh pada format RAW, karena memang format RAW merekam lebih banyak data dan informasi dari foto yang diambil, oleh karena itu file foto RAW cukup besar size-nya, dan tidak semua OS komputer bisa langsung membukanya. Sebenarnya tujuan utama memakai file RAW adalah agar masih bisa edit banyak hal seperti White Balance, Style Picture, dan tentunya color space.

Seperti pada gambar grafik, color space ProPhoto RGB memang mampu menyimpan warna-warni lebih banyak dari Adobe RGB apalagi sRGB, tapi bukan berarti gambar lebih bagus dengan warna yang lebih banyak, tapi jika untuk dicetak menggunakan printer atau alat cetak dalam skala besar, gambar yang muncul diubah sepenuhnya ke color space lain, yaitu CMYK (Cyan, Magenta, Yellow and Black) yang bahkan lebih kecil dari sRGB. Jadi penting sekali memiliki sebanyak mungkin warna pada proses editing foto/gambar sebelum color space diubah untuk reproduksi CMYK (dicetak). Sehingga pada hasil cetakan warna akan terihat semaksimal mungkin.

Cetak Digital Foto Hitam Putih

Spesial untuk print foto hitam putih, ada langkah-langkah yang diperhatikan. Pertama, waktu mulai print dari komputer, buka informasi/jendela Printer Properties dan pilihlah "Black and White" atau "Grayscale". Biasanya program membutuhkan membuka Printer Properties atau Preferences terlebih dahulu untuk dapat memilih antara Black & White atau Grayscale. Opsi yang tersedia bervariasi pada setiap printer ke pencetak dan dalam program yang berbeda. Misalnya, pada program Windows Photo Viewer, hanya perlu klik tautan "Options" dalam jendela “Print”, lalu "Printer properties". Berbeda dengan program Adobe Illustrator (program yang direkomendasi untuk desain grafis), setelah buka “Print”, lalu buka “Setup”, kemudian buka “Preference”, baru bisa memilih option “Grayscale’. … Selengkapnya terdapat pada majalah cetak & digital INDONESIA PRINT MEDIA edisi 107 Juli-Agust 2022.

Info : 0811 808 282”.


 

 

Bila merasa tahu, itu pertanda tidak tahu, Setiap usaha yang dijalankan dengan tidak tahu tinggal menunggu layu.

Mari cari tahu dengan langganan Print Media yang bisa ; 1 eks, 5 atau 10 eks setiap dua bulan dengan harga yang ekonomis dan terjangkau.

Silahkan Download Formulir Langganan !!!