10 Dec 2021 |
|
Berbicara tentang kualitas suatu barang cetakan, maka ada 2 (dua) persyaratan yang dipergunakan sebagai acuan untuk menilai dan menetapkan sejauh mana barang cetakan dapat mencapai suatu tingkatan kualitas tertentu, yaitu : 1. KETEPATAN CETAK Adalah suatu proses produksi (terutama dalam pencetakan proses 4 warna atau lebih) yang menunjukkan posisi yang sama diantara warna-warna yang dicetak, sehingga warna-warna itu saling bertumpukan pada posisi yang sama. Ketepatan posisi/ketepatan cetak/register ini dapat dihasilkan apabila setiap warna diposisikan pada satu posisi, yang diawali dari pre-press (pembuatan film, mounting dan pembuatan pelat) dilanjutkan sampai ke produksi cetaknya. Perkembangan teknologi cetak mencetak memungkinkan masalah yang berkaitan dengan kualitas akan lebih cepat dapat diketahui dan diatasi, namun perusahaan percetakan yang masih menggunakan dan menerapkan teknik produksi cetak konvensional, prosesnya akan melalui tahapan : (a) pembuatan film hitam putih ataupun warna separasi, (b) film-film hitam putih atau separasi berdasarkan warnanya dimounting pada ... astralon yang ukurannya disesuaikan dengan luas bidang cetak mesin cetaknya (warna proses normal ada 4 warna, tetapi model cetakan tidak menutup kemungkinan jumlah warnanya akan melebihi 4 warna, sehingga akan dipersiapkan sejumlah mounting yang sesuai dengan jumlah warna modelnya). (c) pembuatan pelat, agar pembuatan pelat sama dan sesuai dengan kondisi silinder pelatnya, maka agar digunakan “punch register system”, dimana sistem ini akan mampu menjamin pe masangan pelat sama untuk semua warna. (d). Proses pada mesin cetak, kelancaran dan kestabilan jalannya / transportasi kertas pada mesin cetak, memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai ketepatan cetak, karena kelancaran dan kestabilan jalannya kertas akan dapat menjaga stabilitas ukuran kertas, ketepatan masuknya lembar-lembar kertas pada komponen mesin cetak dan menjamin alih tinta/ink-flow dari bak tinta melalui rol-rol tinta pada system penintaan, ke pelat cetak, beralih ke permukaan blanket sampai ke hasil cetakan akan sempurna. Apabila jalannya kertas dari unit pemasukan/feeder sampai ke unit pengeluaran (delivery) mengalami hambatan dan tidak lancar, maka posisi kertas selama proses perjalanannya akan terganggu (misalnya pencetakan pada mesin 5 warna, lembar kertas itu akan berpindah penjepit sebanyak 20 kali mulai dari pre-gripper, impression gripper, transfer gripper sampai delivery gripper. Pada penampang mesin cetak ofset lembaran diatas, memperlihatkan proses jalannya/transportasi lembar kertas dari meja penumpukan (tempat kertas yang akan dicetak) sampai ke meja pengeluaran (tempat hasil cetakan). Dalam perjalanan lembar kertas ini mengalami berbagai kondisi dan posisi serta perpindahan dari komponen penjepit kertas yang satu ke penjepit kertas yang lain. Jumlah pengalihan/perpindahan lembar kertas ini bervariasi tergantung dari sistem dan konstruksi mesin cetaknya. Yang penting dan harus diperhatikan adalah ketepatan pengalihan dari penjepit pertama, kedua, ketiga dst. Ketidaktepatan perpindahan kertas yang tidak sempurna akan mengakibatkan ketepatan cetak masing-masing warna tidak tepat, artinya ketepatan cetak tidak tercapai. Kesempurnaan pengalihan lembar kertas ini juga dipengaruhi oleh kecepatan dan kestabilan jalannya mesin cetak. Mesin cetak yang berjalan dengan kecepatan stabil sekitar 80% dari kecepatan maksimumnya, akan menjamin kestabilan jalannya kertas. Kestabilan jalannya kertas akan menjamin posisi lembar kertas pada penepat depan dan penepat samping yang berfungsi mengatur dan memposisikan setiap lembar kertas pada tempatnya sebelum dicepit oleh penjepit awal (pre-gripper). (e) Pengaturan skala tekanan cetak. Skala tekanan cetak didalam teknik cetak ofset adalah suatu angka yang menunjukkan berapa besar perubahan permukaan kain karet (blanket) pada saat bersinggungan dengan permukaan silinder pelat maupun silinder tekan. Perubahan permukaan kain karet pada saat bersinggungan dan tekanan dengan silinder pelat, maupun silinder tekan merupakan “penyebab tekanan” Tekanan yang ideal adalah 0.10 mm (angka 0.10 mm ini adalah besarnya perubahan permukaan kain karet setelah bersinggungan/mendapat tekanan dari permukaan pelat dan silinder tekan). Kelebihan dan kekurangan dari nilai 0.10 mm akan berakibat pada hasil cetakan, bahkan apabila terlalu besar perubahannya akan mempengaruhi kemampuan cetak pelat cetaknya. Agar skala tekanan cetak ideal, maka harus dihitung dengan memperhatikan undercut silinder pelat dan silinder kain karet, tebal pelat dan bantalan/ packingnya, tebal kain karet dengan bantalannya serta tebal kertas yang dicetak. Untuk mendapatkan angka skala tekanan cetak yang ideal 0.10 mm pada setiap model mesin cetak ofset tidak sama, karena setiap mesin cetak memiliki undercut silinder yang berbeda dan ketebalan kertas yang juga bervariasi. (f) Pengembangan kertas. Pengembangan/ pemuaian lembar kertas yang terjadi akibat adanya sifat kertas yang hidroscopis akan membawa serta gambar/lapisan tinta yang ada menjadi berubah ukuran. Masalah yang terjadi, pengembangan kertas tidak sama akibat dari jalinan serat kertasnya berbeda, sehingga sulit mengatasi apabila terjadi ketidaktepatan cetakan. Untuk mengurangi dan meminimalisasi pengembangan kertas ini, maka agar kertas dipotong dengan arah serat sejajar dengan poros silinder tekan, dan jangan membiarkan kertas terbuka sebelum dicetak/biarkan didalam kemasannya. Apabila terjadi pengembangan kertas kearah belakang/ekor kertas padahal arah serat sudah sejajar dengan silinder tekan, usaha penanggulangannya dapat dilakukan dengan menambah dan mengurangi tebal pelat dan packing, yang dapat mengubah ukuran gambarnya (mengecil atau membesar), tetapi apabila kertas terpotong arah serat melingkari silinder dan pengembangan kertas kesamping, maka sulit untuk diatasi. 2. KESERAGAMAN/KESTABILAN LAPISAN TINTA Keseragaman dan kestabilan lapisan tinta adalah suatu nilai ketebalan atau kehitaman lapisan tinta yang dicapai oleh perpaduan antara jenis kertas dengan jenis tinta cetak dan dengan warna tertentu. Setiap pabrik tinta cetak memproduksi jenis tinta yang disesuaikan dengan jenis kertas, karakter kertas bahkan bahan baku kertas. Karena itu perpaduan jenis kertas dan jenis tinta yang tepat akan dapat diperoleh nilai tebal tinta yang ideal. Lapisan tinta yang ideal/normal adalah suatu lapisan tinta maksimal yang dapat dicapai pada kertas, bahwa dengan nilai tebal lapisan tinta tersebut, detail titik raster tidak berubah membesar atau mengecil dan tidak berubah bentuk (tidak terjadi dot-gain). Aspek-aspek teknis yang mempengaruhi kesempurnaan lapisan tinta : a. Sistem penintaan mesin cetak ofset dituntut syarat-syarat agar mampu menghasilkan lapisan tinta stabil, seperti : (1) kondisi fisik rol-rol tinta (terutama rol-rol karet) memiliki nilai kekenyalan sesuai dengan fungsinya, diameter yang sama, permukaan karet redup dan berpori-pori; (2) posisi (tekanan diantara rol-rol) baik, terutama tekanan antara rol jilat dengan rol bak tinta harus baik, rol jilat dengan rol distribusi harus sempurna, tekanan rol-rol form / rol pelat harus baik ke permukaan pelat (lebar pertemuan rol-rol form diatas pelat ± 6% dari diameter rol). Rol-rol form harus sempurna tekanannya ke rol-rol distribusi; kemudian (3) perbandingan luas permukaan seluruh permukaan rol-rol tinta dibanding dengan luas permukaan bidang cetak sebaiknya mencapai (7 s.d 8) : 1 Sistem penintaan yang demikian yang luas permukaan rol-rol tintanya 7 (tujuh) sampai 8(delapan) kali lebih besar dari luas bidang cetak mesin cetak yang bersangkutan, maka mesin itu akan mampu memberikan/ menyalurkan jumlah lapisan tinta yang stabil sesuai dengan keperluan tinta sebesar luas bidang cetak (printing area) mesin cetaknya b. Sistem pengendalian lapisan tinta. Pengendalian / pengaturan lapisan tinta dengan manual (dilakukan operator melalui penyetelan baut penyetel pada bak tinta) Hasilnya sangat tergantung dari ketrampilan dan kecermatan operatornya. Sistem penyetelan yang lebih canggih dengan remote control inking system akan memberikan kemudahan penyetelan lapisan tinta, namun demikian tetap harus dilakukan monitoring tebal lapisan tinta pada hasil cetakan. c. Pemanfaatan peralatan dan sarana pengendali lapisan tinta (seperti : densitometer, spectro-fotometer), yang mampu mengukur tidak saja tebal lapisan tinta, tetapi juga trapping, dot gain, register, dll. Persyaratan pemanfaatan peralatan pengendali tinta ini, didalam model gambar yang dicetak harus diikutsertakan sarana pengendali lainnya, yaitu: color control strip/print control strip/color bar dan printability test form. Sarana pengendali dan pendeteksi printability test form berisi elemen gambar ukur yang mampu mendeteksi : kondisi mesin, kondisi rol tinta, kondisi rol air, kesesuaian antara kerataan/ kehalusan permukaan kertas dengan kehalusan raster, tebal lapisan tinta, trapping, dot gain, doubling, dll. Didalam color control strip kadang diikutsertakan pula elemen pendeteksi terhadap kesempurnaan tekanan cetaknya yang disebut dengan “slur guide” atau alat pengendali dan pendeteksi lintasan dan tekanan silinder-silindernya (silinder pelat, silinder kain karet/blanket dan silinder tekan) Slur guide ini dibuat dengan memanfaatkan tingkatan nilai raster dan garis/line yang horisontal dan vertikal yang didalamnya ada teks “SLUR’ Apabila selama proses pencetakan teks SLUR tadi terbaca, maka hal itu menunjukkan bahwa tekan dan lintas silindernya terjadi SLUR / slip. Hal ini tidak boleh terjadi karena kondisinya tekanan terlalu berat, dan perputaran silindernya SLIP yang akan menyebabkan perubahan bentuk titik raster. Pada contoh slur guide dibawah memperlihatkan 3 (tiga) kondisi, yaitu : tekanan baik (angka mulai angka 6 terbaca); tekanan terlalu berat (baru angka 9 terbaca) dan tekanan terlalu ringan (mulai angka 2 sudah terbaca). Perkembangan teknologi mesin cetak dari beberapa pabrik mesin cetak sudah sangat canggih dengan mengaplikasikan perkembangan teknik komputer, (seperti pabrik-pabrik mesin cetak di Eropa dan di Asia) sehingga pengoperasian mesin, pengendalian lapisan tinta, penyetelan awal tebal tinta/pre-setting, ketepatan cetak, pengendalian distribusi air dan distribusi tinta, dll sudah terintegrasi didalam mesin cetaknya, sehingga operator semakin dimudahkan oleh perkembangan teknologi ini. Dibawah ini Model Acuan Penguji Kemampuan Cetak yang lebih rumit dan teliti dalam mendeteksi kondisi mesin cetak, kondisi permukaan kertas, kondisi dan penyetelan rol-rol tinta dan rol air, keseimbangan air dan tinta, kesesuaian antara tinta dan kertas, bahkan pada kemampuan operator mesin cetaknya, sehingga dengan informasi yang teliti, akurat dan jelas, maka apabila terjadi penyimpangan sekecil apapun selama proses produksi masal dapat dideteksi, sehingga diharapkan produktivitas meningkat dan kualitas dapat dikendalikan. Jadi dapat diambil satu pengertian umum bahwa kualitas suatu barang cetakan (model apapun, warna khusus atau proses, satu warna maupun multi warna) dapat ditentukan melalui : mutu pewarnaan (kestabilan dan keseragaman warna atau keseragaman lapisan tinta), kelengkapan atau detail elemen cetak, batasan nilai nada, ketepatan cetak/register, penumpukan warna pada cetakan multi warna, serta sifat permukaan kertas atau bahan cetaknya. Selengkapnya terdapat pada majalah cetak&digital INDONESIA PRINT MEDIA edisi 103 Nov-Des 2021 info 0811808282 |